Tamu Lengket
Sabtu lalu, aku berkunjung ke rumah nenek. Aku berencana menginap selama tiga hari. Rumah nenek berada
di daerah pegunungan. Banyak sungai-sungai kecil yang dingin airnya.
Pagi itu, aku ingin kencing. Aku pergi ke kamar mandi. Lalu, langsung saja
aku kencing. Saat aku kencing tiba-tiba ada binatang yang menempel pada kakiku.
Aku kaget. Lalu berteriak. “Aaaaaaa......nenek !” Aku menangis. Nenek menghampiriku.
“Tenang, ini hanya lintah. Lintah akan menghisap darahmu sampai badannya penuh dengan
darah baru dia bisa terlepas”. “Nenek aku takut. Bagaimana cara melepaskannya. Nanti
darahku habis”.
“Tenang.
Cara melepas lintah yang menempel pada kulit. Pertama, coba ambil sabun di rak
itu. Lalu, basahi sabun dengn air. Gosok-gosok hingga muncul banyak busa. Setelah itu, siram air
busa itu pada lintah yang menempal di kulit. Lintah akan mudah untuk dilepas. Bagaimana
? sudah terlepas kan ?”. “Iya nek sudah lepas. Untung lintahnya bisa lepas. Kalau
tidak, nanti darahku bisa habis. Hahahahaha”.
Menjenguk orang sakit
Sore nanti, ibu akan mengajakku untuk menjenguk bibi di rumah sakit. Rencananya
kami akan membawakannya puding buah. Ibu sedang berbelanja bahan-bahan membuat
puding di pasar.
“Rita, ayo siapkan bahan-bahan membuat puding !”. “Apa saja bu ?”. “Pertama,
ada bahan puding rasa buah, susu, gula, dan aneka buah seperti nanas, melon,
jeruk, kiwi, dan mangga”. “Lalu bagaimana cara membuatnya bu ?”. “Cara membuat
puding buah pertama, masak air sebanyak tiga gelas. Tambahkan gula lalu tunggu
sampai mendidih. Lalu, masukkan bahan puding dan aduk sampai harum. Matikan api,
masukkan susu. Aduk hingga rata”. “Setelah itu bu ?”. “Siapkan cetakan puding. Buah-buah
yang sudah dibersihkan, ditata rapi pada cetakan puding. Setelah itu, tuang
adonan puding ke dalam cetakan. Tunggu sampai dingin !”.
Beberapa
menit kemudian.
“Ini sudah
dingin bu, lalu ? Nah, sekarang tumpahkan pada piring besar ini. Lalu simpan di
lemari pendingin. Sore nanti, kita akan bawa ke rumah sakit. Pasti bibimu
senang”. “Horee..kalau bibi senang, nanti cepat sembuh ya ma ?”. “Tentu saja
sayang”.