PRAKATA
Segala puji bagi Allah Swt.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Dasar-dasar Menulis.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang karangan deskipsi. Semoga
makalah saya dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai Dasar-dasar
Menulis.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Maka dari itu, saya meminta kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca agar saya dapat memperbaiki kesalahan saya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menulis
bagi sebagian orang adalah hal yang rumit. Saat menulis seseorang dituntut
untuk memiliki ide atau gagasan dan menuangkannya dalam bentuk bahasa tulis.
Hal ini dirasa tidak mudah bahkan sulit bagi sebagian besar orang.
Pemahaman
bahwa menulis memang tidak mudah adalah benar. Namun bukan berarti karena
menulis itu tidak mudah lalu tidak belajar untuk menulis sesuatu. Belajar
menulis dapat dilakukan mulai dari bentuk-bentuk tulisan yang sederhana.
Misalnya, catatan harian, curah gagasan, dan lain sebagainya. Bisa juga
terlebih dahulu belajar untuk menulis bentuk paragraf-paragraf sederhana.
Seumpama saja kita sedang membayangkan tentang sesuatu, tuangkanlah gambaran
bayangan kita itu dalam bentuk tulisan. Deskripsikanlah dalam bentuk paragraf
sederhana yang melukiskas apa yang kita bayangkan, atau yang kita lihat itu.
Terkadang tanpa kita sadari, kita telah menghasilkan sebuah tulisan, sebuah
paragraf deskripsi yang menggambarkan tentang sesuatu yang kita lihat.
Berdasarkan
uraian itu, dalam makalah penulis tertarik untuk mengulas tetang paragraf
deskripsi dalam bentuk yang sederhana untuk dapat merangsang keinginan menulis
bagi pembaca nantinya.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang itu, dalam makalah ini penulis akan
memfokuskan masalah pada:
1. Apa
pengertian Deskripsi?
2. Apa
saja unsur-unaur dalam paragraf deskripsi?
3. Apa
tujuan paragraf deskripsi?
4. Apa
seja pendekatan-pendekatan dalam deskripsi?
5. Apa
saja macam-macam deskripsi?
6. Bagaimana
langkah-langkah penulisan deskripsi?
1.3 Tujuan
penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk
mengetahui apa pengertian deskripsi.
2. Untuk
mengetahui apa saja unsur-unaur dalam paragraf deskripsi.
3. Untuk
mengetahui apa tujuan paragraf deskripsi.
4. Untuk
mengetahui apa saja pendekatan-pendekatan dalam deskripsi.
5. Untuk
mengetahui apa saja macam-macam deskripsi.
6. Untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah penulisan deskripsi.
1.4 Manfaat
Penulisan
Manfaat yang akan diperoleh setelah membaca makalah ini antara
lain:
1. Mengetahui
apa pengertian deskripsi.
2. Mengetahui
apa saja unsur-unaur dalam paragraf deskripsi.
3. Mengetahui
apa tujuan paragraf deskripsi.
4. Mengetahui
apa saja pendekatan-pendekatan dalam deskripsi.
5. Mengetahui
apa saja macam-macam deskripsi.
6. Mengetahui
bagaimana langkah-langkah penulisan deskripsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah salah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat
diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh
orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu description yang artinya
melukiskan dengan bahasa. Karangan deskripsi adalah karangan atau tulisan yang
bertujuan menggambarkan suatu objek secara terperinci kepada pembaca. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:258) menyatakan; “ deskripsi adalah
pemaparan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci.”
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang
suatu benda, tempat, suasana atau kejadian. Tujuan deskripsi ini agar
seolah-olah pembaca “melihat” hal yang dilihatnya, dapat “mendengar” apa yang
didengarnya, dapat “mencium bau” hal yang diciumnya, dapat “mencicipi” sesuatu
yang dimakannya, dapat “merasakan” hal yang dirasakannya sehingga pembaca
memiliki kesimpulan yang sama dengan penulis.
Dilihat dari defenisi pemaparan atau penggambaran di atas maka seorang
pengarang deskripsi harus menggunakan semua pancainderanya untuk mengamati
objek yang akan digambarkannya itu. Selain itu karangan deskripsi harus
didukung oleh gaya penyampaian yang artistik dan memikat sehingga pembaca atau
pendengar menjadi tergugah dan dapat mengimajinasikan secara lebih jelas hal
yang sedang dibaca atau didengarnya, seperti yang dikatakan Semi (1990:42),
bahwa selain pendapat tersebut Gorys Keraf (1995: 26),
menyatakan bahwa “deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha
menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu
seolah-olah berada di depan pembaca, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek
itu.”
2.2
Unsur dan Ciri-ciri Paragraf Deskriptif
Unsur-unsur
paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang membangun paragraf
deskripsi. Wandono dalam Siburian (2010:18) mengemukakan, unsur-unsur paragraf
deskriptif sebagai berikut:
2.2.1 Isi
Dalam paragraf
deskriptif, isi merupakan aspek penilaian. Isi mencakup topik dan urutan
pengembangannya. Sebuah topik dapat bersumber dari pengalaman, pengetahuan,
imajinasi, pendapat dan keyakinan, fakta. Jadi paragraf tersebut mungkin
menyajikan pendapat, keyakinan, fakta,
dan sebagainya. Sebuah topik dalam paragraf dirumuskan lagi ke dalam sub
topik, sehingga terbentuk kerangka yang baik.
Isi paragraf yang baik harus memeprlihatkan urutan pengembangan yang cukup
mendetail, serta disusun dengan cermat dan logis. Dengan demikian, susunan
paragraf menjadi teratur dan penulis tidak keluar dari sasaran yang telah
dirumuskan.
2.2.2 Organisasi isi
Organisasi
isi dalam paragraf adalah mengolah bahan, mengaturnya, mengembangkan serta
menyusunya dalam struktur yang logis. Organisasi isi yang baik harus
memperhatikan kohesi dan koherensi. Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan
atau hubungan kalimat yang logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam
paragraf menjadi satu, padu, dan utuh . Kepaduan ini dapat dibangun melalui
kata penghubung, kata ganti dan kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan). Koherensi terlihat apabila kalimat yang satu dengan yang lain
jelas menunjukkan hubungan timbal balik yang logis serta secara jelas membahas
satu gagasan utama.
2.2.3 Diksi
atau Pilihan Kata
Dalam
paragraf deskriptif, diksi membuat karangan lebih menarik. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003:264), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras
(dalam penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan).
Diksi yang
baik harus memenuhi beberapa hal, seperti: (1) tepat memilih kata untuk
mengungkapkan gagasan atau hal yang diamatkan, (2) seorang pengarang harus
mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata yang tepat
dan sesuai hanya mungkin terjadi jika ia menguasai sebagian besar kosa kata
(pembendaharaan kata).
2.2.4 Impresionisme
Paragraf
deskriptif impresionisme memperlihatkan dua hal. Pertama adanya objek yang
dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu bersumber daari pengalaman, penamatan,
imajinasi, dan sebagainya. Dalam paragraf deskriptif pelukisan sebuah objek
harus menarik perhatian, sehingga benar-benar dapat dilihat, didengar, dibaca
dan dirasakan oleh pembaca.
Kedua,
adanya rincian terhadap objek yang dilukiskan. Rincian tersebut dapat berupa
ciri atau detail sebuah objek. Objek yang dilukiskan dari rincian tersebut akan
memperlihatkan sebuah paragraf deskriptif yang menarik.
Jadi,
jelaslah bahwa sesuatu (objek) yang ingin dilukiskan haruslah memiliki rincian
yang dipandang menonjol mengenai objek itu. Rincian terhadap objek tersebut
juga dapat membedakan antara objek yang dilukiskan dengan objek lainnya. Dengan
demikian paragraf deskriptif tersebut akan terlihat menarik.
Selain memiliki unsur,
paragrapf deskriptif juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2. Penggambaran
tersebut dilakukan sejelas-jelasnya
3. Pola Pengembangan
4. Pola pengembangan spasial yaitu
pola pengembangan paragraf yang didasarkan ruang dan waktu.
5. Pola
pengembangan sudut pandang atau objektif adalah pola pengembangan
paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu.
2.3 Tujuan Paragraf
Deskripsi
Menurut Marahimin (1994:19),
tujuan menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut:
2.3.1 Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk
kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, m.isalnya pertunjukkan mengenai
cara menjalankan mesin, petunjuk tentang cara menggunakan atau meminum suatu
obat atau arahan tentang cara merangkai bunga
2.3.2 Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelassan
tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan
tentang manfaat lari pagi, pentingnya memelihara kelestarian lingkungan
hidup.
2.3.3 Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu
cara yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu
2.3.4 Meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga menjadi
lebih singkat, misalnya dari seratus halaman menjadi lima halaman. Namun ide
pokoknya tidak hilang. meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang
lain.
Paragraf
deskripsi bertujuan untuk menggambarkan suatu objek
sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat,
mendengar, merasakan atau
mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan
penulis.
2.4
Pendekatan Paragraf Deskripsi
Sekarang, bagaimana untuk mencapai tujuan
deskripsi? Banyak cara yang dapat
dilakukan, misalnya dengan menusun detail-detail obejek yang akan dideskripsikan. Hal ini berarti kita
melakukan pendekatan. Pendekatan dalam deskripsi
ada tiga macam, yakni pendekatan ekspositoris, pendekatan impersonik dan pendekatan menurut sikap
pengarang.
2.4.1 Pendekatan
Ekspositoris
Dalam pendekatan ekspositoris kita
berusaha agar deskripsi yang kita buat dapat memberi keterangan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut merasakan atau
melihat objek yang kita deskripsikan.
2.4.2
Pendekatan Impersonik
Tujuan dari pendekatan
impersonik adalah untuk mendapatkan kesan emosional dari pembaca. Misalnya,
kita membuat deskripsi impersonik tetang sebuah sekolah, yang penting adalah
kesan kita tentang sekolah itu. Apakan sekolah itu baik, atau buruk, gersang,
atau rindang, tenang atau gaduh, dan sebagainya. Dalam hal ini kesan-kesan itu
dapat kita urutkan secara kronologis, lokasi, klimaks, dan antiklimaks.
2.4.3
Pendekatan Menurut Sikap Pengarang
Pendekatan ini sangat
bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca
deskripsinya.dalam menguraikan sebuah gagasan, penulis mungkin agar pembaca
tidak merasa puas terhadap suatu tindakan atau keadaan atau penulis juga
menginginkan pembaca merasakan bahwa permasalahan yang dihadapi adalah
permasalahan yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan akan terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan
perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya (Akhadiah, 1997)
Secara umum,
paragraf deskripsi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
- Paragraf deskripsi spasial adalah
paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh
paragraf deskripsi spasial:
a. Topik: Sungai
b. Kerangka Paragraf
- Letak sungai
- Keadaan sungai
- -
Kegunaan sungai
- Pemukiman di sekitar sungai
c. Paragraf Diskripsi Spasial
Sungai merupakan tempat bertemunya air dari parit- parit
kecil di sekitar daerah tersebut.diantaranya adalah sungai Ciliwung yang
merupakan tempat bertemunya beberapa sungai kecil di Jakarta. Sungai ini terletak
di Jakarta Selatan. Sungai ciliwung juga mengalir di bawah jembatan besar
tempat menghubungkan beberapa daerah. Keadaan sungai ini sebenarnya sangat
besar, dan dapat di jadikan sebagai pemandangan yang indah. Tetapi keadaannya
tidak di manfaatkan dengan baik, melainkan digunakan sebagai tempat pembuangan
sampah dan limbah-limbah pabrik yang ada di sekitarnya sehingga sungai ini
sangat kotor, bau, dan airnya berwarna biru kehitaman. Walaupun demikian sungai
ini tetap di manfaatkan oleh beberapa penduduk di sekitar sungai ini. Contohnya
untuk mencari barang-barang bekas bagi pemulung, tempat mencari ikan, mencuci
dan lain-lain. Dalam penelitian sebenarnya keadaan air di sungai ini sudah
tidak layak guna lagi, bahkan air ini bila digunakan terus menerus juga dapat
berakibat fatal bagi penggunanya. Di tepi-tepi sungai terdapat banyak rumah
warga yang juga sangat memperihatinkan. Bahkan keadaannya sangat reot, kumuh,
kotor, dan tidak sedikit pula yang di bawah rumahnya tersangkut sampah-sampah
plastik. Itu semua pula yang menjadikan sungai ciliwung tidak sedap untuk di
pandang mata.
- Paragraf deskripsi objektif adalah
paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan
mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat
membayangkan keadaannya.
Contoh paragraf objektif:
Menikmati Pantai Indah Berpagar
Gunung-gunung
Betapa tidak merasa tenang dan
nyaman berada di kota Beppu, perfektur Oita, Jepang, ini. Berdasarkan data
pemerintah kota pada Maret 2012 lalu, dari sebanyak 120.000 penduduk asli yang
mendiaminya, 30.000 di antaranya adalah orang asing, terutama wisatawan yang
datang dan pergi.
Konsep reklamasi ini permintaan masyarakat, karena mereka sangat ingin pantai yang bagus dan bersih. Tadinya, kawasan ini hanya pantai alami, tetapi kurang terawat dan enak dilihat. Sekarang, semua berubah jauh lebih bagus.
Konsep reklamasi ini permintaan masyarakat, karena mereka sangat ingin pantai yang bagus dan bersih. Tadinya, kawasan ini hanya pantai alami, tetapi kurang terawat dan enak dilihat. Sekarang, semua berubah jauh lebih bagus.
Praktis, kota ini memang benar-benar
kota wisata, terutama wisata pantai dan hot springs (air panas). Ketenangan
Kota Beppu, prefektur Oita, Jepang, memang patut diacungi jempol. Saking
tenangnya, lelah menempuh perjalanan 12 jam Jakarta – Singapura- Fukuoka –
Beppu bisa seketika langsung terobati, terutama ketika sejenak “menyelinap”
dari tugas dinas kantor yang harus dihadapi selanjutnya.
Ya, pantai-pantai di kawasan Beppu
adalah pantai yang tenang tak berombak. Wisatawan bisa dengan nyaman bermain di
sini atau memancing tanpa khawatir dengan ombak besar menerjang.
Pemandangan pun sangat menarik,
karena profil kota Beppu adalah pantai yang dekat dengan gunung. Praktis,
setiap kali cuaca cerah menaungi langit, pemandangan terbuka di kota ini adalah
pantai diselingi panorama puncak-puncak gunung dan perbukitan hijau di
sekelilingnya.
Menikmati indahnya pemandangan dari
taman pantai Shonnin Gahama, misalnya. Anda yang suka bersepeda bisa menikmati
jalur sepeda di sepanjang lintasan pinggir pantai ini. Sekadar duduk-duduk
bercengkerama sembari menikmati kue-kue kering juga tak kalah asyik. Karena
persis di bibir pantai tak berombak ini Anda bisa melihat langsung Gunung
Takashiyama atau “Gunung Monyet” nun di kejauhan. Saat leher gunung itu
disaputi awan tipis, panorama sore hari di pantai ini akan semakin menarik.
Kawasan pantai menarik lainnya di
Beppu adalah Pantai Mochigahama. Meskipun hanya berupa pantai reklamasi yang
baru dibangun lima tahun lalu, pantai ini jauh lebih bersih dan beradab
dibandingkan pantai Ancol. Di sini, kondisi pantai sama sekali bebas dari
sumpeknya pantai penuh sampah.
“Konsep reklamasi ini sebetulnya
permintaan masyarakat, karena mereka sangat ingin pantai yang bagus dan bersih.
Tadinya, kawasan ini hanya pantai alami, tetapi kurang terawat dan enak
dilihat. Sekarang, semua berubah jauh lebih bagus,” ujar Dahlan Nariman,
Vice-Dean of Admissions, Associate Professor, Education Development and
Learning Support Center (EDLSC) di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU),
yang menemani perjalanan Kompas.com di Beppu, Jepang, pekan lalu.
Mendengar keterangan itu sungguh
iri, tentu saja. Di Jakarta, kebanyakan pantai sengaja direklamasi untuk
kepentingan bisnis pengusaha semata. Sementara di sini, kebutuhan publik yang
dinomorsatukan. Tidak ada bangunan hotel tepat di bibir pinggir pantai, apalagi
hingga pengelola hotel menyekat kawasan pantai berpasir di lokasi hotelnya
hanya khusus untuk pengunjung hotel saja, seperti banyak ditemui di Jakarta
atau kawasan pantai lain di Indonesia.
Di kawasan Pantai Tanoura, misalnya.
Fasilitas publik untuk menikmati kawasan pantai ini tertata rapi. Replika kapal
layar dibiarkan menjadi tempat bermain anak-anak dan orang tua. Bagi kaum muda,
duduk-duduk di pinggir pantai atau teduhnya pepohonan yang menaungi
bangku-bangku taman di sekitarnya menjadi salah satu kenikmatan tersendiri di
kawasan pantai yang sudah masuk dalam wilayah perfektur Oita ini.
Duduk di tepi pantai berpasir yang
bersih, menikmati panorama Gunung Takashiyama yang berdiri angkuh di kejauhan,
rasanya sangat nyaman. Maka, jangan lewatkan untuk mampir ketika Anda singgah
ke kota ini!
- Paragraf Deskripsi Subjektif,
paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan
penulis.
Contoh
paragraf deskripsi subjektif:
Pantainya bersih dan nyaman. Pemandangan alam di Pantai itu sangat indah. Ombaknya bergulung – gulung
, terkadang membentuk terowongan.
Tantangan yang mengasikkan bagi peselancar untuk menaklukkan gulungan ombak untuk “ bersembunyi “ di
terowongan ombak itu.
2.6
Langkah-Lanhkah Menulis Paragraf Deskripsi
Untuk membantu mempermudah
pendeskripsian, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat ditempuh, antara
lain:
1. Menentukan
apa yang akan dideskripsikan: Apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.
2. Merumuskan
tujuan pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan
narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.
3. Menetapkan
bagian yang akan dideskripsikan: Apabila yang dideskripsikan itu orang, apakah
akan mendeskripsikan ciri fisik, watak, gagasannya, atau hal-hal disekitar
tokoh. Apabila yang akan dideskripsikan itu tempat, apakah yang akan
dideskripsikan keseluruhan, atau bagian-bagian tertentunya saja yang menarik.
4. Merinci
dan menyistematiskan hal-hal yang akan menunjang kekuatan yang akan
dideskripsikan:
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Paragraf
deskripsi merupakan suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai yang dicitrakan
penulisnya.
Paragraf
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu objek
sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat,
mendengar, merasakan atau
mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan
penulis.
3.2
Saran
Berdasarkan
pemaparan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, penulis menyarankan
ketika akan membuat sebuah paragraf deskripsi perhatikanlah hal-hal yang
terkait pencitraan, baik pencitraan morfologi maupun fisiologi objek yang akan
dideskrisikan. Sehingga nantinya pembaca karangan deskripsi Anda pun dapat
memperoleh citra seperti apa yang Anda citrakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Suparno dan Mohamad
Yunus. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Univesitas Terbuka.
Bella baru belajar..komen dungg.. :)
BalasHapus