Selasa, 14 Oktober 2014

Paragraf Deskripsi


PRAKATA

Segala  puji  bagi Allah Swt.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya saya mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Dasar-dasar Menulis.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang karangan deskipsi. Semoga makalah saya dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai Dasar-dasar Menulis.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, saya meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar saya dapat memperbaiki kesalahan saya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.




                                                                                                            Penyusun




BAB I 
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
      Menulis bagi sebagian orang adalah hal yang rumit. Saat menulis seseorang dituntut untuk memiliki ide atau gagasan dan menuangkannya dalam bentuk bahasa tulis. Hal ini dirasa tidak mudah bahkan sulit bagi sebagian besar orang.
      Pemahaman bahwa menulis memang tidak mudah adalah benar. Namun bukan berarti karena menulis itu tidak mudah lalu tidak belajar untuk menulis sesuatu. Belajar menulis dapat dilakukan mulai dari bentuk-bentuk tulisan yang sederhana. Misalnya, catatan harian, curah gagasan, dan lain sebagainya. Bisa juga terlebih dahulu belajar untuk menulis bentuk paragraf-paragraf sederhana. Seumpama saja kita sedang membayangkan tentang sesuatu, tuangkanlah gambaran bayangan kita itu dalam bentuk tulisan. Deskripsikanlah dalam bentuk paragraf sederhana yang melukiskas apa yang kita bayangkan, atau yang kita lihat itu. Terkadang tanpa kita sadari, kita telah menghasilkan sebuah tulisan, sebuah paragraf deskripsi yang menggambarkan tentang sesuatu yang kita lihat.
      Berdasarkan uraian itu, dalam makalah penulis tertarik untuk mengulas tetang paragraf deskripsi dalam bentuk yang sederhana untuk dapat merangsang keinginan menulis bagi pembaca nantinya.

1.2  Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang itu, dalam makalah ini penulis akan memfokuskan masalah pada:
1.      Apa pengertian Deskripsi?
2.      Apa saja unsur-unaur dalam paragraf deskripsi?
3.      Apa tujuan paragraf deskripsi?
4.      Apa seja pendekatan-pendekatan dalam deskripsi?
5.      Apa saja macam-macam deskripsi?
6.      Bagaimana langkah-langkah penulisan deskripsi?
1.3  Tujuan penulisan
      Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1.      Untuk mengetahui apa pengertian deskripsi.
2.      Untuk mengetahui apa saja unsur-unaur dalam paragraf deskripsi.
3.      Untuk mengetahui apa tujuan paragraf deskripsi.
4.      Untuk mengetahui apa saja pendekatan-pendekatan dalam deskripsi.
5.      Untuk mengetahui apa saja macam-macam deskripsi.
6.      Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penulisan deskripsi.

1.4  Manfaat Penulisan
      Manfaat yang akan diperoleh setelah membaca makalah ini antara lain:
1.      Mengetahui apa pengertian deskripsi.
2.      Mengetahui apa saja unsur-unaur dalam paragraf deskripsi.
3.      Mengetahui apa tujuan paragraf deskripsi.
4.      Mengetahui apa saja pendekatan-pendekatan dalam deskripsi.
5.      Mengetahui apa saja macam-macam deskripsi.
6.      Mengetahui bagaimana langkah-langkah penulisan deskripsi.




BAB II
 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah salah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu description yang artinya melukiskan dengan bahasa. Karangan deskripsi adalah karangan atau tulisan yang bertujuan menggambarkan suatu objek secara terperinci kepada pembaca. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:258) menyatakan; “ deskripsi adalah pemaparan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.” 
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau kejadian. Tujuan deskripsi ini agar seolah-olah pembaca “melihat” hal yang dilihatnya, dapat “mendengar” apa yang didengarnya, dapat “mencium bau” hal yang diciumnya, dapat “mencicipi” sesuatu yang dimakannya, dapat “merasakan” hal yang dirasakannya sehingga pembaca memiliki kesimpulan yang sama dengan penulis. 
Dilihat dari defenisi pemaparan atau penggambaran di atas maka seorang pengarang deskripsi harus menggunakan semua pancainderanya untuk mengamati objek yang akan digambarkannya itu. Selain itu karangan deskripsi harus didukung oleh gaya penyampaian yang artistik dan memikat sehingga pembaca atau pendengar menjadi tergugah dan dapat mengimajinasikan secara lebih jelas hal yang sedang dibaca atau didengarnya, seperti yang dikatakan Semi (1990:42), bahwa selain pendapat tersebut Gorys Keraf (1995: 26), menyatakan bahwa “deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek itu.” 
2.2 Unsur dan Ciri-ciri Paragraf Deskriptif
Unsur-unsur paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang membangun paragraf deskripsi. Wandono dalam Siburian (2010:18) mengemukakan, unsur-unsur paragraf deskriptif sebagai berikut:
2.2.1  Isi
Dalam paragraf deskriptif, isi merupakan aspek penilaian. Isi mencakup topik dan urutan pengembangannya. Sebuah topik dapat bersumber dari pengalaman, pengetahuan, imajinasi, pendapat dan keyakinan, fakta. Jadi paragraf tersebut mungkin menyajikan pendapat, keyakinan, fakta,  dan sebagainya. Sebuah topik dalam paragraf dirumuskan lagi ke dalam sub topik, sehingga terbentuk kerangka yang baik.
Isi paragraf yang baik harus memeprlihatkan urutan pengembangan yang cukup mendetail, serta disusun dengan cermat dan logis. Dengan demikian, susunan paragraf menjadi teratur dan penulis tidak keluar dari sasaran yang telah dirumuskan.
2.2.2 Organisasi isi
Organisasi isi dalam paragraf adalah mengolah bahan, mengaturnya, mengembangkan serta menyusunya dalam struktur yang logis. Organisasi isi yang baik harus memperhatikan kohesi dan koherensi. Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan atau hubungan kalimat yang logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menjadi satu, padu, dan utuh . Kepaduan ini dapat dibangun melalui kata penghubung, kata ganti dan kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan). Koherensi terlihat apabila kalimat yang satu dengan yang lain jelas menunjukkan hubungan timbal balik yang logis serta secara jelas membahas satu gagasan utama.
2.2.3 Diksi atau Pilihan Kata
Dalam paragraf deskriptif, diksi membuat karangan lebih menarik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:264), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi yang baik harus memenuhi beberapa hal, seperti: (1) tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamatkan, (2) seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya mungkin terjadi jika ia menguasai sebagian besar kosa kata (pembendaharaan kata).
2.2.4 Impresionisme
Paragraf deskriptif impresionisme memperlihatkan dua hal. Pertama adanya objek yang dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu bersumber daari pengalaman, penamatan, imajinasi, dan sebagainya. Dalam paragraf deskriptif pelukisan sebuah objek harus menarik perhatian, sehingga benar-benar dapat dilihat, didengar, dibaca dan dirasakan oleh pembaca.
Kedua, adanya rincian terhadap objek yang dilukiskan. Rincian tersebut dapat berupa ciri atau detail sebuah objek. Objek yang dilukiskan dari rincian tersebut akan memperlihatkan sebuah paragraf deskriptif yang menarik.
Jadi, jelaslah bahwa sesuatu (objek) yang ingin dilukiskan haruslah memiliki rincian yang dipandang menonjol mengenai objek itu. Rincian terhadap objek tersebut juga dapat membedakan antara objek yang dilukiskan dengan objek lainnya. Dengan demikian paragraf deskriptif tersebut akan terlihat menarik.
Selain memiliki unsur, paragrapf deskriptif juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.     Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2.     Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya
     3.      Pola Pengembangan
      4.     Pola pengembangan spasial yaitu pola pengembangan paragraf                        yang didasarkan ruang  dan waktu.
                       5.    Pola pengembangan sudut pandang atau objektif adalah pola                             pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang                   penulis dalam melihat sesuatu.

2.3  Tujuan Paragraf Deskripsi
     Menurut Marahimin (1994:19), tujuan menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut: 
2.3.1  Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, m.isalnya pertunjukkan mengenai cara menjalankan mesin, petunjuk tentang cara menggunakan atau meminum suatu obat atau arahan tentang cara merangkai bunga 
2.3.2 Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelassan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan tentang manfaat lari pagi, pentingnya memelihara kelestarian lingkungan hidup. 
2.3.3 Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu cara yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu 
2.3.4 Meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga menjadi lebih singkat, misalnya dari seratus halaman menjadi lima halaman. Namun ide pokoknya tidak hilang. meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain.
                             Paragraf deskripsi bertujuan untuk menggambarkan suatu objek
sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau
mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan penulis.
2.4  Pendekatan Paragraf Deskripsi
     Sekarang, bagaimana untuk mencapai tujuan deskripsi? Banyak cara yang   dapat dilakukan, misalnya dengan menusun detail-detail obejek yang akan         dideskripsikan. Hal ini berarti kita melakukan pendekatan. Pendekatan dalam deskripsi ada tiga macam, yakni pendekatan ekspositoris, pendekatan         impersonik dan pendekatan menurut sikap pengarang.
2.4.1 Pendekatan Ekspositoris
            Dalam pendekatan ekspositoris kita berusaha agar deskripsi yang kita buat dapat memberi keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut merasakan atau melihat objek yang kita deskripsikan.


2.4.2 Pendekatan Impersonik
                 Tujuan dari pendekatan impersonik adalah untuk mendapatkan kesan emosional dari pembaca. Misalnya, kita membuat deskripsi impersonik tetang sebuah sekolah, yang penting adalah kesan kita tentang sekolah itu. Apakan sekolah itu baik, atau buruk, gersang, atau rindang, tenang atau gaduh, dan sebagainya. Dalam hal ini kesan-kesan itu dapat kita urutkan secara kronologis, lokasi, klimaks, dan antiklimaks.
2.4.3 Pendekatan Menurut Sikap Pengarang
                 Pendekatan ini sangat bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya.dalam menguraikan sebuah gagasan, penulis mungkin agar pembaca tidak merasa puas terhadap suatu tindakan atau keadaan atau penulis juga menginginkan pembaca merasakan bahwa permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya (Akhadiah, 1997)





            Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
  1. Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh paragraf deskripsi spasial:
a.    Topik: Sungai
b.    Kerangka Paragraf
            -       Letak sungai
            -       Keadaan sungai
  1.             -       Kegunaan sungai
            -       Pemukiman di sekitar sungai
c.    Paragraf Diskripsi Spasial 
            Sungai merupakan tempat bertemunya air dari parit- parit kecil di sekitar daerah tersebut.diantaranya adalah sungai Ciliwung yang merupakan tempat bertemunya beberapa sungai kecil di Jakarta. Sungai ini terletak di Jakarta Selatan. Sungai ciliwung juga mengalir di bawah jembatan besar tempat menghubungkan beberapa daerah. Keadaan sungai ini sebenarnya sangat besar, dan dapat di jadikan sebagai pemandangan yang indah. Tetapi keadaannya tidak di manfaatkan dengan baik, melainkan digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah-limbah pabrik yang ada di sekitarnya sehingga sungai ini sangat kotor, bau, dan airnya berwarna biru kehitaman. Walaupun demikian sungai ini tetap di manfaatkan oleh beberapa penduduk di sekitar sungai ini. Contohnya untuk mencari barang-barang bekas bagi pemulung, tempat mencari ikan, mencuci dan lain-lain. Dalam penelitian sebenarnya keadaan air di sungai ini sudah tidak layak guna lagi, bahkan air ini bila digunakan terus menerus juga dapat berakibat fatal bagi penggunanya. Di tepi-tepi sungai terdapat banyak rumah warga yang juga sangat memperihatinkan. Bahkan keadaannya sangat reot, kumuh, kotor, dan tidak sedikit pula yang di bawah rumahnya tersangkut sampah-sampah plastik. Itu semua pula yang menjadikan sungai ciliwung tidak sedap untuk di pandang mata.
  1. Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf  yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
Contoh paragraf objektif:

Menikmati Pantai Indah Berpagar Gunung-gunung

            Betapa tidak merasa tenang dan nyaman berada di kota Beppu, perfektur Oita, Jepang, ini. Berdasarkan data pemerintah kota pada Maret 2012 lalu, dari sebanyak 120.000 penduduk asli yang mendiaminya, 30.000 di antaranya adalah orang asing, terutama wisatawan yang datang dan pergi.
Konsep reklamasi ini permintaan masyarakat, karena mereka sangat ingin pantai yang bagus dan bersih. Tadinya, kawasan ini hanya pantai alami, tetapi kurang terawat dan enak dilihat. Sekarang, semua berubah jauh lebih bagus.
            Praktis, kota ini memang benar-benar kota wisata, terutama wisata pantai dan hot springs (air panas). Ketenangan Kota Beppu, prefektur Oita, Jepang, memang patut diacungi jempol. Saking tenangnya, lelah menempuh perjalanan 12 jam Jakarta – Singapura- Fukuoka – Beppu bisa seketika langsung terobati, terutama ketika sejenak “menyelinap” dari tugas dinas kantor yang harus dihadapi selanjutnya.
            Ya, pantai-pantai di kawasan Beppu adalah pantai yang tenang tak berombak. Wisatawan bisa dengan nyaman bermain di sini atau memancing tanpa khawatir dengan ombak besar menerjang.
            Pemandangan pun sangat menarik, karena profil kota Beppu adalah pantai yang dekat dengan gunung. Praktis, setiap kali cuaca cerah menaungi langit, pemandangan terbuka di kota ini adalah pantai diselingi panorama puncak-puncak gunung dan perbukitan hijau di sekelilingnya.
            Menikmati indahnya pemandangan dari taman pantai Shonnin Gahama, misalnya. Anda yang suka bersepeda bisa menikmati jalur sepeda di sepanjang lintasan pinggir pantai ini. Sekadar duduk-duduk bercengkerama sembari menikmati kue-kue kering juga tak kalah asyik. Karena persis di bibir pantai tak berombak ini Anda bisa melihat langsung Gunung Takashiyama atau “Gunung Monyet” nun di kejauhan. Saat leher gunung itu disaputi awan tipis, panorama sore hari di pantai ini akan semakin menarik.
            Kawasan pantai menarik lainnya di Beppu adalah Pantai Mochigahama. Meskipun hanya berupa pantai reklamasi yang baru dibangun lima tahun lalu, pantai ini jauh lebih bersih dan beradab dibandingkan pantai Ancol. Di sini, kondisi pantai sama sekali bebas dari sumpeknya pantai penuh sampah.
            “Konsep reklamasi ini sebetulnya permintaan masyarakat, karena mereka sangat ingin pantai yang bagus dan bersih. Tadinya, kawasan ini hanya pantai alami, tetapi kurang terawat dan enak dilihat. Sekarang, semua berubah jauh lebih bagus,” ujar Dahlan Nariman, Vice-Dean of Admissions, Associate Professor, Education Development and Learning Support Center (EDLSC) di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), yang menemani perjalanan Kompas.com di Beppu, Jepang, pekan lalu.
            Mendengar keterangan itu sungguh iri, tentu saja. Di Jakarta, kebanyakan pantai sengaja direklamasi untuk kepentingan bisnis pengusaha semata. Sementara di sini, kebutuhan publik yang dinomorsatukan. Tidak ada bangunan hotel tepat di bibir pinggir pantai, apalagi hingga pengelola hotel menyekat kawasan pantai berpasir di lokasi hotelnya hanya khusus untuk pengunjung hotel saja, seperti banyak ditemui di Jakarta atau kawasan pantai lain di Indonesia.
            Di kawasan Pantai Tanoura, misalnya. Fasilitas publik untuk menikmati kawasan pantai ini tertata rapi. Replika kapal layar dibiarkan menjadi tempat bermain anak-anak dan orang tua. Bagi kaum muda, duduk-duduk di pinggir pantai atau teduhnya pepohonan yang menaungi bangku-bangku taman di sekitarnya menjadi salah satu kenikmatan tersendiri di kawasan pantai yang sudah masuk dalam wilayah perfektur Oita ini.
            Duduk di tepi pantai berpasir yang bersih, menikmati panorama Gunung Takashiyama yang berdiri angkuh di kejauhan, rasanya sangat nyaman. Maka, jangan lewatkan untuk mampir ketika Anda singgah ke kota ini!
  1. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
            Contoh paragraf deskripsi subjektif:
                        Pantainya bersih dan nyaman. Pemandangan alam di Pantai itu        sangat indah. Ombaknya bergulung – gulung , terkadang membentuk terowongan. Tantangan yang mengasikkan bagi peselancar untuk             menaklukkan gulungan ombak untuk “ bersembunyi “ di terowongan          ombak itu.
2.6 Langkah-Lanhkah Menulis Paragraf Deskripsi
            Untuk membantu mempermudah pendeskripsian, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat ditempuh, antara lain:
1.    Menentukan apa yang akan dideskripsikan: Apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.
2.    Merumuskan tujuan pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.
3.    Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: Apabila yang dideskripsikan itu orang, apakah akan mendeskripsikan ciri fisik, watak, gagasannya, atau hal-hal disekitar tokoh. Apabila yang akan dideskripsikan itu tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan, atau bagian-bagian tertentunya saja yang menarik.
4.    Merinci dan menyistematiskan hal-hal yang akan menunjang kekuatan yang akan dideskripsikan:







BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Paragraf deskripsi merupakan suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai yang dicitrakan penulisnya.
                 Paragraf deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu objek
sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau
mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan penulis.
 3.2 Saran
            Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, penulis menyarankan ketika akan membuat sebuah paragraf deskripsi perhatikanlah hal-hal yang terkait pencitraan, baik pencitraan morfologi maupun fisiologi objek yang akan dideskrisikan. Sehingga nantinya pembaca karangan deskripsi Anda pun dapat memperoleh citra seperti apa yang Anda citrakan.








DAFTAR PUSTAKA
Suparno dan Mohamad Yunus. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:        Univesitas Terbuka.

















1 komentar: