1. Teks
Rekon
Pengajian
di Bulan Ramadhan
Ramadhan lalu, saya dan teman-teman
mengadakan pengajian di Rt 04, Desa Rejosari, Donoyudan, Kalijambe, Sragen.
Sejak pagi, para pemudi belanja ke
pasar untuk membeli snack. Setelah itu, kami memasak dan menatanya. Para pemuda
membersihkan musola, mendekor, mempersiapkan sound sistem sampai menyebar
undangan.
Pada saat acara, para jamaah yang
hadir banyak sekali. Mulai bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak bahkan kakek-nenek.
Sang Ustadz menyampaikan ceramah dengan penuh semangat. Para jamaah diajak
untuk menghafal doa bersama-sama. Ustadz juga memberikan apresiasi yang baik
kepada remaja yang menyelenggarakan acara itu.
Setelah acara selesai, kami kerja
bakti. Para remaja putri mengumpulkan kardus-kardus bekas snack, plastik dan
semua sampah-sampah. Remaja putra melipat tikar, membereskan dekorasi dan sound
sistem.
Kami semua lelah, tapi kami puas.
2.
Teks
Eksemplum
Uangku
Dilempar Pengemis
Jumat pagi, aku mengalami kejadin
yang tak terlupakan dan sangat menjengkelkan. Kejadian aku dan pengemis yang
tidak tahu diri.
Seperti biasa, pada hari jumat aku
membersihkan seluruh area kos. Kosku terletak di Gang Kenanga, Kos Khumaira
namanya.
Aku membersihkan semua ruangan yang
ada di kos. Mulai kamarku, jemuran, dapur, tempat tivi, sampai ruang tamu.
Seperti biasa aku menyapu, mengepel, dan membuang sampah.
Ketika aku membersihkan halaman
depan, ada seorang pengemis meminta-minta di kosan. Ku periksa sakuku, ku
temukan uang 500 rupiah. Kuberikan uang itu padanya. Prakkk..!!!. Uang yang
kuberikan malah dilempar. Pengemis itu belum terlalu tua. Laki-laki, usianya
sekitar 28 tahun, fisik yang masih kuat untuk bekerja. Menjengkelkan. Lalu,
kutinggal saja masuk ke dalam.
Sungguh pengemis yang tidak tahu
berterima kasih. Sudah tahu ada orang sedang bersih-bersih, dikasih uang malah
dilempar.
Alangkah baiknya, jika ia bekerja
saja. Dengan fisik yang masih kuat dia bisa bekerja apa saja. Jadi, tidak perlu
jadi pengemis.
3. Teks
Anekdot
Wanita Berhak Tinggi
Saya
adalah seorang mahasiswa di Unnes. Saya melihat hal lucu tadi pagi.
Seorang mahasiswi berjalan
diparkiran FBS menuju motornya. Ia memakai jilbab merah, baju merah, dan celana
jeans berwarna biru. Ia juga memakai sepatu berhak tinggi, mungkin sekitar 20
senti atau lebih.
Masih di lingkup parkiran, saya
bertemu Kiki. Kiki tertawa melihat apa yang saya saksikan. Wanita berhak
tinggi. “ Kuliah di Unnes pakai begituan, gak tau medan ya.” Celetuk Kiki.
“Tidak apalah Ki, itu kan urusan dia.” Jawabku. “Coba kalau kuliahnya di tempat
berAC, datar, di kota, Undip misalnya, kan pas.” Jawab Kiki. “ Gakpapa, yang
penting haknya masih di belakang, bukan di depan kan ? Hahaha... .” jawabku.
Wanita itu cuek saja. Sepertinya
tidak mendengar apa yang kami katakan. Tiba-tiba. Teklukk..!!. wanita itu
keseleo. Tapi kami pura-pura tidak tahu. Dalam hati tertawa.
Wanita itu terlihat kesakitan sambil
memegang kakinya. Dia menengok ke kanan, ke kiri, ke depan, belakang seolah
memastikan tidak ada yang melihatnya.
Saya juga tidak tahu, apa motif
wanita itu memakai sepatu berhak tinggi di lingkungan Unnes. Semoga bisa
menjadi pelajaran untuknya supaya tidak terulang di hari berikutnya.
4. Teks
Deskripsi
Nenek
Gaul
Ada seorang nenek berusia 69 tahun.
Tubuhnya kurus, tidak terlalu tinggi dan terlihat lesu dan lemah. Jika
jilbabnya dibuka, rambutnya sudah putih semua. Keripunya dimana-mana. Menandakan usia yang kian menua. Nenek ini
tidak pernh memakai make up tebal atau sejenisnya. Dia terlihat biasa dan tak
mau melawan usia.
Nenek itu adalah nenek modern. Dia
gaul sekali. Di saat oran-orang seusianya sudah tidak tahu apa-apa, nenek itu
malah tahu semuanya. Di saat temn-teman seusianya berkutat dengan Ibadah dan
kitab suci, nenek ini malah suka jalan-jalan, bisa main hp, sms, telfon, suka
bercerita,suka memotivasi, dan suka bersedekah.
Nenek ini sangat ahli main hp.
Ketika awal Smartphone muncul dan ada dihadapannya, nenek itu langsung bisa
membukanya. Dia bisa membuka berbagai aplikasi di dalamnya. Mulai You Tube,
Camera 360, Galeri, What’s Up, Hangouts, pesan dll. Tidak ada seseorang yang
mengajarinya, tetapi nenek itu memang bisa sendiri. Nenek itu juga mempunyai
hp, tetapi bukan hp pintar.
5. Teks
Laporan →Teks Deskripsi
Gazebo
FBS
Di Fakultas Bahasa dan Seni Unnes
terdapat banyak gazebo. Gazebo di sisni berukuran 3×5 meter. Terdapat tempat
duduk yang terbuat dari eramik dengan ukuran yang agak tinggi. Di sini Anda
dapat duduk santai dan menunggu teman atau sekadar istirahat. Tak jarang para
mahasiswa menggunakan gazebo untuk berkelompok mengerjakan tugas.
Gazebo merupakan tempata yang
digunakan untuk bersantai. Gazebo biasanya berupa pondok, gubuk atau tempat
yang berukuran sedang.
Di Gazebo, Anda juga dapat mengakses
internet menggunakan laptop atau smartphone. Sebab, gazebo-gazebo di FBS sudah
terintegrasi dengan jaringan wifi. Ketika Anda berwifi ria, Anda tidak perlu
khawatir kehabisan batrei laptop atau hp. Sebab, hampir di setiap gazebo FBS
terdapat stopkontak untuk terhubung dengan daya listrik.
Gazebo merupakan tempat yang sangat
strategis. Selain tempat ini sangat
mudah ditemukan, tempat in juga merupakan tempat yang nyaman dan sejuk untuk
berkumpul bersama teman. Sekadar mengobrol atau mengerjakan tugas di gazebo
juga merupakan hal yang tidak menjemukan. Bahkan beberapa dosen Bahasa
Indonesia pernah beberapa kali melaksanakan kuliah di gazebo. Ini menunjukkan, gazebo adalah
tempat yang nyaman dan strategis.
6. Teks
Argumentasi → Teks Eksposisi
Tak
Selamanya Mahasiswa Abadi itu Hina
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa kuliah itu tidak mudah. Ketepatan waktu dalam
menempuh studi di perkuliahan sering dijadikan pembicaraan hangat. Apalagi yang
terlambat lulus.
Namun, terlambat
lulus kuliah tidak selamanya menjadi suatu hal yang buruk.
Mahasiswa
yang tak lulus-lulus biasanya disebabkan
oleh dia kuliah sambil bekerja. Karena tidak ada yang membiayai kuliahnya atau
karena biaya kuliah yang naik turun. Atau terlalu tenggelam dalam organisasi,
atau bisa juga terlampau malas.
Ada banyak keuntungan menjadi mahasiwa yang
telat lulus. Pertama, dikenal dosen. Tentu saja mahasiswa yang tak kunjung
lulus akan lebih mudah dikenal dosen. Sebab wajahnya akan sering muncul di
kampus. Dampak dari dikenal dosen adalah kita bisa menjadi asisten dosen. Asal
akademik kita bagus. Dosen tentu akan memilih mahasiswa yang berpengalaman dan
yang terlihat lebih tahu.
Selain
itu, mahasiswa yang telat lulus juga mempunyai kesempatan pendalaman materi
yang lebih banyak. Sebab, ia sering mengulang mata kuliah-mata kuliah yang
belum tuntas. Sehingga dapat menguasai materi secara lebih mendalam lagi. Akan
tetapi, jika mahasiswa itu bermalas-malasan hasilnya akan sama saja.
Mahasiswa yang
telat lulus biasanya akan lebih matang materi, emosi, dan lebih banyak
pengalaman.
akademik
kita bagus. Dosen tentu akan memilih mahasiswa yang berpengalaman dan yang
terlihat lebih tahu.
Selain
itu, mahasiswa yang telat lulus juga mempunyai kesempatan pendalaman materi yang
lebih banyak. Sebab, ia sering mengulang mata kuliah-mata kuliah yang belum
tuntas. Sehingga dapat menguasai materi secara lebih mendalam lagi. Akan
tetapi, jika mahasiswa itu bermalas-malasan hasilnya akan sama saja.
Mahasiswa yang
telat lulus biasanya akan lebih matang materi, emosi, dan lebih banyak
pengalaman.
Dengan
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mahasiswa yang terlambat lulus tidak selamanya buruk. Sebab ada banyak
keuntungan yang dimiliki oleh mahasiswa abadi. Ada banyak sebab yang menjadikan
mahasiswa terlambat lulus dan tidak semuanya negatif.
7. Teks
Argumentasi →Teks Tantangan
“Mahasiswa
Abadi ?” Aib !
Membicarakan
mahasiswa tidak akan pernah ada habisnya. Mulai dari aspek kehidupannya,
prestasi, dan masalah-masalahnya. Lulus tepat waktu merupakan salah satu impian
utama kebanyakan mahasiswa. Sebaliknya lulus tidak tepat waktu merupakan aib
bagi mahasiswa.
Lulus
terlambat memang menjadi sebuah aib bagi hidup seorang mahasiswa. Ada banyak
alasan seorang mahasiswa lulus terlambat. Pertama, ia kuliah sambil bekerja.
Kedua, ia kuliah tapi lebih menyelami organisasinya. Ketiga, mahasiswa itu
sangat malas.
Lulus
terlambat sangat merugikan apapun alasannya. Pertama, lulus terlambat itu
merugikan diri mahasiswa itu sendiri. Sebab, kalau dia sudah lulus sebenarnya
dia dapat merencanakan pekerjaannya, merancang bisnisnya, atau melanjutkan
studinya. Jadi mahasiswa yang telat lulus itu buang-buang waktu.
Kedua,
merugikan orang tua. Biaya kuliah itu tidaklah murah. Untuk membayar
administrasi dan untuk biaya hidup itu juga tidak menghabiskan uang yang
sedikit. Artinya semakin lama seorang mahasiswa itu lulus, maka semakin banyak
pengeluaran orang tua untuk keperluan kuliahnya. Kasihan orang tuanya.
Ketiga,
merugikan pemerintah dan masyarakat. Setiap tahun pemerintah setidaknya
mengeluarkan 30.000.000/orang/tahun untuk subsidi kuliah. Biaya itu diambilkan
dari pajak yang bersumber dari masyarakat. Artinya jika seorang mahasiswa tidak
kunjung lulus kuliah, ia telah menghabiskan banyak anggaran negara. Ia juga
telah membuang-buang uang rakyat. Berarti itu merupakan pemborosan.
Oleh
karena itu, lulus terlambat itu tidak baik, aib bagi mahasiwa itu sendiri
dan merugikan semua orang.
8. Teks
Argumentasi → Teks Diskusi
Dilema
Mahasiswa Abadi
“Mahasiswa
Abadi” adalah fenomena abadi yang senantiasa muncul di negeri ini. Banyak
sekali kontroversi dari kasus ini. Ada yang berpendapat lulus tepat waktu itu
suatu prestasi.ada pula yang mengatakan, lulus lama-lama itu buang-buang waktu.
Namun, ada pula yang mengatakan jika lulus terlalu cepat itu kurang pengalaman.
Maka harus lebih lama lagi supaya banyak pengalaman.
Ada
banyak hal yang menyebabkan mahasiswa itu menjadi Mahasiswa Abadi. Ada yang
kuliah sambil bekerja. Sebab, memang tidak ada yang membiayai kuliah mereka.
Terkadang juga biaya dan kebutuhan kuliah itu tidak menentu, sehingga memaksa
seorang mahasiswa untuk bekerja. Mahasiswa yang tidak pintar dalam manajemen
waktu, biasanya akan keteteran kuliahnya jika dibarengi dengan bekerja,
akhirnya kuliahnya jadi molor.
Ada
juga yang lebih memprioritaskan dirinya di organisasi. Mahasiswa seperti ini
biasanya lebih senang menyelami organisasi timbang kuliah. Karena menganggap
kuliah itu hanya itu-itu saja, membosankan, dan tidak variatif. Sehingga, dia
kurang tertantang. Namun, ada sisi baiknya jika seorang mahasiswa itu aktif di
organisasi. Biasanya mahasiswa itu akan lebih pandai dalam mengontrol diri,
manajemen emosi, penyelesaian masalah dan banyak softskill yang dimiliki,
sehingga pengalamannya memang banyak. Orang seperti ini biasanya lebih
berprinsip bahwa yang terpenting itu bukan lulus tepat waktu. Tapi, lulus tepat
pada waktunya.
Tapi,
tetap saja apapun alasannya lulus terlambat alias menjadi “Mahasiswa Abadi”
itu adalah hal yang merugikan.
Lulus
terlambat itu merugikan diri sendiri. Itu buang-buang waktu. Banyak hal yang
bisa dilakukan jika mahasiswa itu lulus tepat waktu. Misal bekerja, merancang
bisnis, menikah dan seterusnya.
Lulus
terlambat juga merupakan pemborosan anggaran. Biaya kuliah itu tidak murah.
Jika seseorang terlambat lulus maka dia telah melakukan pemborosan anggaran
orang tua mereka dan pemerintah. Sebab, dia telah menghabiskan anggaran subsidi
kuliah dari pemerintah yang berasal dari pajak, dan pajak berasal dari
masyarakat. Orang tua otomatis juga mengeluarkan anggaran yang lebih banyak
untuk biaya kuliah dan hidup Sang Anak yang tak kunjung lulus.
Namun, masih ada
mahasiswa yang lulus tepat waktu meski dia aktif berorganisasi. Jadi, jika
orang lain bisa mengapa Anda tidak ?
Oleh karena itu, apapun alasannya, apapun
kegiatan yang dilakukan, lulus tepat waktu adalah sebuah kewajiban yang harus
ditempuh oleh mahasiswa. Karena, lulus terlambat bukanlah hal yang baik dan
membanggakan. Yang ada hanyalah merugikan semua orang.
terima kasih sangat membantu saya ..
BalasHapussama - sama
Hapus