Fenomena
Mahasiswa Abadi di Kampus Konservasi
Tsausan Syadza Salsabiela
Abstrak
Sebagai
mahasiswa tentu kita pernah mendengar beberapa fenomena yang terjadi di
kalangan mahasiswa, entah yang bersifat disengaja atau terjadi dengan
sendirinya. Namun tetap mendapatkan porsi khusus dalam benak masayarakat
ataupun di hati mahasiswa itu sendiri. Berbicara tentang Fenomena di kalangan
Mahasiswa merupakan suatu pembahasan yang sangat menarik, karena Mahasiswa
merupakan kaum intelektual yang dinamis dan fleksibel dengan perubahan yang
ada.
Berdasarkan
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), “Fenomena adalah hal-hal yg dapat
disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah
(spt fenomena alam, fenomena sosial, dsb).” Ada banyak sekali macam dan bentuk
dari fenomena di kalangan mahasiswa, dari yang popular secara umum berlaku di
semua perguruan tinggi, sampai yang hanya popular di kampus-kampus tertentu.
Fenomena-fenomena tsb ada yang bersifat positif, ada juga yang bersifat
negative serta ada juga yang nyeleneh.
Pendahuluan
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa kuliah itu tidak mudah. Ketepatan waktu dalam
menempuh studi di perkuliahan sering dijadikan pembicaraan hangat. Apalagi yang
terlambat lulus.
“Mahasiswa
Abadi” adalah fenomena abadi yang senantiasa muncul di negeri ini. Banyak
sekali kontroversi dari kasus ini. Ada yang berpendapat lulus tepat waktu itu
suatu prestasi,ada pula yang mengatakan, lulus lama-lama itu buang-buang waktu.
Namun, ada pula yang mengatakan jika lulus terlalu cepat itu kurang pengalaman.
Maka harus lebih lama lagi supaya banyak pengalaman.
Tak
terkecuali hal itu juga terjadi di Kampus Konservasi, Unnes. Berdasarkan data
yang dikumpulkan penulis tercatat pada tahun 2011 tercatat Unnes menerima 3.495
mahasiswa baru. Pada 2012 sebanyak 2.475. Dan pada 2013 sebanyak 2.316. Lalu
pada 2014 sebanyak 6.340 mahasiswa baru.
Sedangkan
jumlah mahasiswa yang lulus pada 4 tahun terakhir, yaitu sebanyak 9.652
mahasiswa. Padahal total seluruh mahasiswa pada 4 tahun terakhir sejumlah
14.626, artinya rata-rata pertahun hanya sejumlah 3.656 mahasiswa yang dapat
lulus. Berarti tersisa 1.316 mahasiswa yang tak lulus-lulus.
Negara
mengeluarkan subsidi bagi mahasiswa. Subsidi berasal dari uang rakyat yang
bersumber dari pajak. Artinya, jika seorang mahasiswa tak kunjung-kunjung
lulus, maka dia telah menghambur-hamburkan uang rakyat. Pemborosan.
Diskusi
Ada
banyak hal yang menyebabkan mahasiswa itu menjadi Mahasiswa Abadi. Ada yang
kuliah sambil bekerja. Sebab, memang tidak ada yang membiayai kuliah mereka.
Terkadang juga biaya dan kebutuhan kuliah itu tidak menentu, sehingga memaksa
seorang mahasiswa untuk bekerja. Mahasiswa yang tidak pintar dalam manajemen
waktu, biasanya akan keteteran kuliahnya jika dibarengi dengan bekerja,
akhirnya kuliahnya jadi molor.
Ada
juga yang lebih memprioritaskan dirinya di organisasi. Mahasiswa seperti ini
biasanya lebih senang menyelami organisasi timbang kuliah. Karena menganggap
kuliah itu hanya itu-itu saja, membosankan, dan tidak variatif. Sehingga, dia
kurang tertantang. Namun, ada sisi baiknya jika seorang mahasiswa itu aktif di
organisasi. Biasanya mahasiswa itu akan lebih pandai dalam mengontrol diri,
manajemen emosi, penyelesaian masalah dan banyak softskill yang dimiliki,
sehingga pengalamannya memang banyak. Orang seperti ini biasanya lebih
berprinsip bahwa yang terpenting itu bukan lulus tepat waktu. Tapi, lulus tepat
pada waktunya.
Tapi,
tetap saja apapun alasannya lulus terlambat alias menjadi “Mahasiswa Abadi”
itu adalah hal yang merugikan.
Lulus
terlambat itu merugikan diri sendiri. Itu buang-buang waktu. Banyak hal yang
bisa dilakukan jika mahasiswa itu lulus tepat waktu. Misal bekerja, merancang
bisnis, menikah dan seterusnya.
Lulus
terlambat juga merupakan pemborosan anggaran. Biaya kuliah itu tidak murah.
Jika seseorang terlambat lulus maka dia telah melakukan pemborosan anggaran
orang tua mereka dan pemerintah. Sebab, dia telah menghabiskan anggaran subsidi
kuliah dari pemerintah yang berasal dari pajak, dan pajak berasal dari
masyarakat. Orang tua otomatis juga mengeluarkan anggaran yang lebih banyak
untuk biaya kuliah dan hidup Sang Anak yang tak kunjung lulus.
Namun, masih ada
mahasiswa yang lulus tepat waktu meski dia aktif berorganisasi. Jadi, jika
orang lain bisa mengapa Anda tidak ?
Simpulan
Oleh
karena itu, apapun alasannya, apapun kegiatan yang dilakukan, lulus tepat waktu
adalah sebuah kewajiban yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Karena, lulus
terlambat bukanlah hal yang baik dan membanggakan. Yang ada hanyalah merugikan
semua orang.
Rujukan
:
1. http://mahasiswatakabadi.wordpress.com/2013/05/10/fenomena-fenomena-di-kalangan-mahasiswa/.
Diakses pada, 5 Desember 2014, PUKUL 19:13 WIB.
2. Irkham.M.Agus.2010.
24 Cara Mendongkrak IPK.Yogyakarta: proYou.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar