Kamis, 26 Maret 2015

Contoh Artikel Konseptual



Fenomena Mahasiswa Abadi di Kampus Konservasi
Tsausan Syadza Salsabiela

Abstrak
Sebagai mahasiswa tentu kita pernah mendengar beberapa fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa, entah yang bersifat disengaja atau terjadi dengan sendirinya. Namun tetap mendapatkan porsi khusus dalam benak masayarakat ataupun di hati mahasiswa itu sendiri. Berbicara tentang Fenomena di kalangan Mahasiswa merupakan suatu pembahasan yang sangat menarik, karena Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang dinamis dan fleksibel dengan perubahan yang ada.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), “Fenomena adalah hal-hal yg dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (spt fenomena alam, fenomena sosial, dsb).” Ada banyak sekali macam dan bentuk dari fenomena di kalangan mahasiswa, dari yang popular secara umum berlaku di semua perguruan tinggi, sampai yang hanya popular di kampus-kampus tertentu. Fenomena-fenomena tsb ada yang bersifat positif, ada juga yang bersifat negative serta ada juga yang nyeleneh.

Pendahuluan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kuliah itu tidak mudah. Ketepatan waktu dalam menempuh studi di perkuliahan sering dijadikan pembicaraan hangat. Apalagi yang terlambat lulus.
“Mahasiswa Abadi” adalah fenomena abadi yang senantiasa muncul di negeri ini. Banyak sekali kontroversi dari kasus ini. Ada yang berpendapat lulus tepat waktu itu suatu prestasi,ada pula yang mengatakan, lulus lama-lama itu buang-buang waktu. Namun, ada pula yang mengatakan jika lulus terlalu cepat itu kurang pengalaman. Maka harus lebih lama lagi supaya banyak pengalaman.
Tak terkecuali hal itu juga terjadi di Kampus Konservasi, Unnes. Berdasarkan data yang dikumpulkan penulis tercatat pada tahun 2011 tercatat Unnes menerima 3.495 mahasiswa baru. Pada 2012 sebanyak 2.475. Dan pada 2013 sebanyak 2.316. Lalu pada 2014 sebanyak 6.340 mahasiswa baru.
Sedangkan jumlah mahasiswa yang lulus pada 4 tahun terakhir, yaitu sebanyak 9.652 mahasiswa. Padahal total seluruh mahasiswa pada 4 tahun terakhir sejumlah 14.626, artinya rata-rata pertahun hanya sejumlah 3.656 mahasiswa yang dapat lulus. Berarti tersisa 1.316 mahasiswa yang tak lulus-lulus.
Negara mengeluarkan subsidi bagi mahasiswa. Subsidi berasal dari uang rakyat yang bersumber dari pajak. Artinya, jika seorang mahasiswa tak kunjung-kunjung lulus, maka dia telah menghambur-hamburkan uang rakyat. Pemborosan.

Diskusi
Ada banyak hal yang menyebabkan mahasiswa itu menjadi Mahasiswa Abadi. Ada yang kuliah sambil bekerja. Sebab, memang tidak ada yang membiayai kuliah mereka. Terkadang juga biaya dan kebutuhan kuliah itu tidak menentu, sehingga memaksa seorang mahasiswa untuk bekerja. Mahasiswa yang tidak pintar dalam manajemen waktu, biasanya akan keteteran kuliahnya jika dibarengi dengan bekerja, akhirnya kuliahnya jadi molor.
Ada juga yang lebih memprioritaskan dirinya di organisasi. Mahasiswa seperti ini biasanya lebih senang menyelami organisasi timbang kuliah. Karena menganggap kuliah itu hanya itu-itu saja, membosankan, dan tidak variatif. Sehingga, dia kurang tertantang. Namun, ada sisi baiknya jika seorang mahasiswa itu aktif di organisasi. Biasanya mahasiswa itu akan lebih pandai dalam mengontrol diri, manajemen emosi, penyelesaian masalah dan banyak softskill yang dimiliki, sehingga pengalamannya memang banyak. Orang seperti ini biasanya lebih berprinsip bahwa yang terpenting itu bukan lulus tepat waktu. Tapi, lulus tepat pada waktunya.
Tapi, tetap saja apapun alasannya lulus terlambat alias menjadi “Mahasiswa  Abadi”  itu adalah hal yang merugikan.
Lulus terlambat itu merugikan diri sendiri. Itu buang-buang waktu. Banyak hal yang bisa dilakukan jika mahasiswa itu lulus tepat waktu. Misal bekerja, merancang bisnis, menikah dan seterusnya.
Lulus terlambat juga merupakan pemborosan anggaran. Biaya kuliah itu tidak murah. Jika seseorang terlambat lulus maka dia telah melakukan pemborosan anggaran orang tua mereka dan pemerintah. Sebab, dia telah menghabiskan anggaran subsidi kuliah dari pemerintah yang berasal dari pajak, dan pajak berasal dari masyarakat. Orang tua otomatis juga mengeluarkan anggaran yang lebih banyak untuk biaya kuliah dan hidup Sang Anak yang tak kunjung lulus.
Namun, masih ada mahasiswa yang lulus tepat waktu meski dia aktif berorganisasi. Jadi, jika orang lain  bisa mengapa Anda tidak ?
Simpulan
Oleh karena itu, apapun alasannya, apapun kegiatan yang dilakukan, lulus tepat waktu adalah sebuah kewajiban yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Karena, lulus terlambat bukanlah hal yang baik dan membanggakan. Yang ada hanyalah merugikan semua orang.

Rujukan :
1.      http://mahasiswatakabadi.wordpress.com/2013/05/10/fenomena-fenomena-di-kalangan-mahasiswa/. Diakses pada, 5 Desember 2014, PUKUL 19:13 WIB.
2.      Irkham.M.Agus.2010. 24 Cara Mendongkrak IPK.Yogyakarta: proYou.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar